Friday, 15 March 2013

Sesat

Mentari cemburu merobek kulitku,
kaki di tikam tanah berliku,
dimana awan dimana hujan,
dimana bayu penyejuk kalbu

Debu silam membalut diri,
rimas dan rengsa segenap tubuh,
pasir pengganti air mata,
pembuluh darah gurun tandus

Terhampar tubuh bertongkat ribut,
langkah tersasar dibawa angin,
tiada bintang untuk ku rujuk,
menjejak langkah dihapus masa

Mencari kauthar di bumi kemarau,
yang kutemu telaga beracun,
gayung di lempar secawan dihirup,
nyawa penebus lidah terluka


No comments:

Post a Comment